Kenapa ODHA Lebih Beresiko Mengalami Diabetes?

Penulis: dr. Nathania Sutandi, MRes

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit. Dengan semakin berkembangnya pengobatan HIV pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan berkurangnya angka kematian akibat penyakit ini, semakin meningkat pula angka gangguan metabolik (salah satunya diabetes) dan kardiovaskular pada ODHA. Data menunjukkan bahwa prevalensi diabetes pada ODHA adalah 10.3%, yaitu sekitar 3.8% lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal. Risiko ini dapat meningkat, apabila ODHA memiliki faktor predisposisi lainnya seperti obesitas, hipertensi, usia tua, infeksi tuberkulosis, hepatitis C, dan infeksi sistemik lainnya. Jadi, mengapa hal ini bisa terjadi dan apa yang harus ODHA lakukan? Yuk kita simak penjelasannya di bawah ini!

Bagaimana ODHA bisa mengalami diabetes?

Peningkatan resiko diabetes yang dialami oleh ODHA sendiri disebabkan oleh efek samping dari obat antiretroviral (ARV) yang dipakai untuk mengobati HIV. Beberapa jenis ARV yang diketahui dapat menyebabkan hal ini antara lain obat golongan nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NRTI) seperti Zidovudine (AZT), Didanosine (ddI), dan Stavudine (d4T), serta obat golongan protease inhibitor seperti Lopinavir/ritonavir (LPV/r). Obat-obatan HIV ini menyebabkan resistensi insulin, konsisten dengan gambaran klinis pasien diabetes mellitus tipe II, dimana tubuh mengalami kesulitan dalam penggunaan insulin dan berujung pada peningkatan kadar glukosa darah yang tinggi. Tidak hanya diabetes, beberapa gangguan metabolik lainnya seperti dislipidemia, peningkatan lemak viseral, dan lipodistrofi juga kerap terjadi pada ODHA yang telah mengonsumsi ARV dalam jangka waktu lama.

Bagaimana rekomendasi pemeriksaan gula darah pada ODHA?

Pemeriksaan gula darah pada ODHA wajib dilakukan saat pertama kali terdiagnosis, saat akan memulai pengobatan dengan ARV, dan 3 hingga 6 bulan setelah memulai pengobatan ARV. Selain itu, pemeriksaan gula darah rutin setiap 6 bulan selama pengobatan beserta evaluasi gejala umum diabetes seperti polydipsia (sering merasa haus), poliuri (sering buang air kecil), dan polifagi (sering merasa lapar) juga dapat dilakukan. Jenis pemeriksaan gula darah yang dianjurkan untuk skrining adalah pemeriksaan gula darah puasa/ fasting blood glucose, dimana pengukuran dilakukan ketika seseorang belum makan dan sudah puasa selama 8 jam. Pemeriksaan lainnya yang dapat dianjurkan dengan indikasi tertentu adalah gula darah sewaktu/ post prandial blood glucose dan tolerasi glukosa oral/ oral glucose tolerance test. Pemeriksaan HbA1c dikatakan tidak tepat untuk dilakukan karena hasil pemeriksaan HbA1c ODHA yang mengalami diabetes kerap kali lebih rendah dari yang seharusnya, terutama pada ODHA dengan jumlah CD4+ di bawah 500. Selain itu, pengambilan darah yang lebih dianjurkan adalah melalui darah vena (misalnya pada daerah lengan), bukan melalui darah kapiler (pada ujung jari).

Apa yang harus ODHA lakukan untuk mencegah diabetes?

Pencegahan diabetes pada ODHA sama dengan orang pada umumnya. Pencegahan ini berpusat pada modifikasi pola hidup sehat seperti asupan nutrisi seimbang, olahraga teratur, berhenti merokok, dan menjaga berat badan ideal. Selain itu, pemantauan kondisi komorbid seperti hipertensi, dislipidemia, obesitas, dan infeksi sistemik juga terbukti optimal untuk menurunkan resiko gangguan metabolik pada ODHA. 

Apa yang harus ODHA lakukan jika mengalami diabetes?

Tatalaksana yang diberikan pada ODHA dengan diabetes yang telah terdiagnosis sebelumnya, terdiagnosis bersamaan dengan infeksi HIVnya, atau baru terdiagnosis setelah mendapatkan pengobatan dengan ARV tentunya berbeda. Hal ini bervariasi dari yang paling sederhana yaitu perubahan pola hidup hingga farmakoterapi seperti penggunaan metformin ataupun insulin. Regimen pengobatan ARV pada pasien juga dapat dimodifikasi berdasarkan kondisi dan kontrol gula darah pada masing-masing pasien. Segera konsultasikan diri Anda ke Dokter untuk pemilihan tatalaksana yang tepat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top