Kata Siapa Diabetes Penyakit Orang Tua
Di umur 25 tahun dimana keinginan untuk kerja sedang tinggi, kadang kita sebagai generasi muda alpa akan isu yang penting, yaitu kesehatan. Jam kerja yang padat ternyata mempengaruhi gaya hidup kita? Kamu gak percaya? Coba tengok diri kamu, teman-teman sekeliling kamu atau orang-orang yang ada di tempat kerja kamu. Lalu pikirkan jam tidur, asupan makanan, jenis makanan yang dimakan, kebiasaan seperti merokok ataupun mengkonsumsi alkohol. Nah… ada berapa yang benar-benar menjalani hidup sehat?
Mempunyai ayah yang menderita diabetes ditambah lagi dengan aku sendiri yang obesitas, sebenarnya cukup was-was. Kepikiran apakah saya juga bisa menderita diabetes di usia yang masih cukup muda ini? Suatu hari ada pemeriksaan gula darah, pas sekali masih belum makan apa-apa alias masih puasa. Jeng…jeng…jeng….setelah diperiksa 148 didapatkan untuk hasilnya dan itu pra-diabetes. My alarm is ring! Di usia yang sangat muda ini? Panik, mikir-mikir soal gaya hidup, mulai menyalahkan ayah karena beliau sakit, mulai menyesal dengan gaya hidup selama ini, bla..bla..bla… Stop! Kalau dipikirin terus gak akan tiba-tiba gula darah jadi turun.
Ketika awalnya panik ditambah lagi gak punya pengetahuan soal diabetes itu gimana, benar-benar menjadi bencana mendadak. Semangat kerja yang sedang tinggi tiba-tiba drop. Yaelah, bisa-bisa diusia 35 tahun, sudah keluar masuk rumah sakit dan mengkonsumsi macem-macem obat. Tapi semua belum terlambat selama belum masuk liang lahat. Langkah pertama adalah konsultasi dengan dokter lalu membuat jadwal untuk medical check up. Langkah kedua adalah mengubah gaya hidup. Nah, yang ini paling penting! Gak pernah olah raga? Yes, I am!
Kalau biasanya bangun tidur terus sarapan bubur, sekarang harus sudah diubah. Bangun tidur, terus olah raga. Makan untuk hidup atau hidup untuk makan? Makan mie instan di malam hari pas hujan-hujan sambil nonton film di laptop emang paling asik tapi efeknya tentu tidak asik. Mulai sekarang harus makan untuk hidup. Memilih jenis makanan yang sehat, porsi yang sehat dan juga diperhatikan kebutuhannya. Diet ceritanya. Ini cukup sulit, loh! Tapi gak boleh menyerah, daripada keluar masuk rumah sakit mending jalan-jalan keliling Indonesia. Langkah ketiga adalah mempelajari soal diabetes. Kalau gak tahu, pasti jadi musuh mulu. Dikenalin dan cari tahu soal printilan-printilan diabetes ini. Tanya sama teman yang sudah ahli dan untungnya gabung di Sobat Diabet. Ada 3 dokter di Sobat Diabet yang bisa ditanya-tanya dan member saran soal diabetes dengan senang hati. Bahkan mereka memberi semangat buat jalanin hidup sehat.
Pada akhirnya semua butuh proses dan yang dibutuhkan adalah konsistensi. Kamu mau sehat atau mau konsumsi obat seumur hidup? Perjalanan yang masih panjang dalam karier dan pengalaman hidup, cita-cita melihat alam wilayah-wilayah Indonesia, serta masa depan sehat adalah alasan untuk konsisten menjalani hidup sehat. Pra-diabetes adalah alarm. Bisa dibilang sebagai peringatan dini supaya hidup sehat. Tidak ada yang salah, karena menjalani hidup gak ada pelatihannya dan juga bagi rapornya. Satu kewajiban yang perlu dijalani dalam hidup adalah mati. So, semua balik lagi ke pilihan kamu. Kamu memilih untuk apa? Kalau saya, sih, maunya sehat.
Anak Muda dan Window of Opportunity
Diperkirakan pada tahun 2020-2030 Indonesia akan mengalami satu momen yang dikenal dengan istilah “the window of opportunity”, yaitu dimana rasio ketergantungan akan mencapai titik terendah (44 per 100). Kondisi ini terjadi disebabkan adanya bonus demografi yang dimulai sekitar tahun 1990an. Bonus demografi ini sendiri dapat dijelaskan sebagai sebuah keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh menurunnya Rasio Ketergantungan sebagai hasil penurunan fertilitas jangka panjang. Jadi penduduk dengan usia produktif, yaitu 15-64 tahun akan mencapai 2/3 dari jumlah penduduk Indonesia. Melalui adanya bonus demografi artinya kita mempunyai modal sumber daya manusia yang cukup banyak untuk membangun bangsa Indonesia.
Akan tetapi bonus demografi ini akan benar-benar menjadi bonus dan menguntungkan jika disertakan dengan persiapan yang baik. Siapa yang harus bersiap-siap? Tentunya negara dan kita-kita yang di tahun 2020-2030 terhitung sebagai usia produktif. Di dalam Undang-Undang No. 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan Pasal 3 disebutkan, “Pembangunan kepemudaan bertujuan untuk terwujudnya pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kratif, inovatif, mandiri, demokrasi, bertanggung jawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Jadi ini persiapan yang sudah dilakukan negara untuk menyambut the window of opportunity di tahun 2020-2030? Busyet!
Memanfaatkan bonus demografi untuk kesejahteraan masyarakat memang tepat dengan mempersiapkan calon usia produktif di tahun 2020-2030, salah satunya adalah di bidang kesehatan. Kesehatan adalah modal penting untuk anak muda dalam aktualisasi dirinya sehingga bisa menjadi pribadi yang dapat bersaing di masa depan.
Salah satu hal yang harus diperhatikan yaitu nutrisi yang berkaitan dengan jenis konsumsi anak muda. Gizi buruk, anemia, obesitas, dan diabetes adalah beberapa akibat dari nutrisi yang buruk. Negara wajib menyediakan kebutuhan pangan yang sehat serta anak muda pun harus menjalani kehidupan yang sehat.
Pendidikan, formal dan informal, juga termasuk hal kunci yang mempunyai keuntungan jangka panjang bagi anak muda. Melalui pendidikan anak muda mempunyai kekuatan di dalam hidupannya, karena pendidikan memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan di dalam kehidupan, terutama bagi perempuan.
Ketika semua itu sudah dipenuhi, anak muda siap untuk menghadapi fakta-fakta buruk yang menjadi tantangan dalam menjalani bonus demografi, seperti kesehatan, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, kemiskinan, minimnya lapangan pekerjaan, globalisasi, serta konflik-konflik (perang dan kerusuhan) yang mengancam keselamatan anak muda. Bonus demografi akan menjadi seperti THR menjelang hari raya bukan ketakutan di masa mendatang akan generasi yang miskin dan penyakitan.
5 Tips Edukasi Diabetes untuk orang yang baru terdiagnosis Diabetes
American Association of Diabetes Educators (AADE)
Ketika kita menyampaikan berita tentang diabetes tipe 2 khususnya mendiagnosis oang yang ternyata kena diabetes, banyak penolakan dan kekhawatiran muncul darinya. Bahkan orang biasanya ragu akan kebenarannya. Jadi, bagaimana kita menyampaikan bahwa seseorang mengalami diabetes? Bagaimana tipsnya?
- It’s not your fault, tekankan bahwa diabetes disebabkan oleh banyak faktor. Kita tidak mengetahui faktor sepsifik mana yang dapat meningkatkan risiko kita. Stres, kurang aktivitas, kegemukan, dan gaya hidup tak sehat bisa memicu munculnya diabetes. Ini adalah saatnya berubah, bukan menyalahkan diri sendiri.
- Jangan panik! Mereka pasti langsung teringat akan kerabat dan keluarganya yang diamputasi dan meninggal karena serangan jantung akibat dari komplikasi diabetes. Jelaskan kalau banyak sekali hal yang bisa dilakukan untuk menurunkan kemungkinan terjadinya komplikasi. Tanyakan apa yang diketahui tentang diabetes, agar kita bisa lebih tepat menjelaskan apa yang mispersepsi dari mereka.
- Gak butuh makanan khusus kok. Jelaskan bahwa mereka juga sebenarnya masih bisa makan makanan enak, kata siapa makanan sehat tidak enak? Makanan sehat bukan hanya untuk mereka yang mengalami diabetes, tetapi untuk semua orang. Kita harus membuat “diabetes” sebagai bahan untuk memotivasi hidup sehatnya dan keluarga
- Menjadi aktif sangat menolongmu. Tak peduli seberapa aktif mereka, motivasi mereka untuk bisa lebih aktif lagi. Jika memang kurang aktif, berikan tips sederhana, misalnya mulai biasakan pakai tangga dibanding lift. Parkir di tempat parkiran yang paling jauh. Jelaskan kalau menjadi aktif itu bisa berpengaruh banyak, mengontrol kadar gula, menguatkan jantung, tulang, otot, dan mengontrol berat badan.
- You are not alone. Sangat penting untuk diingat bahwa diabetes dianggap sesuatu yang menakutkan. Jadi pastikan ke mereka banyak orang di luar sana yang juga bertempur dengannya dan fasilitas kesehatan pun ikut membantu dalam perjuangannya. Kalau bisa perkenalkan kepada grup atau kelompok yang peduli soal diabetes, rekomendasikan mereka untuk bergabung dengan komunitas yang bisa mempertemukan diabetes, keluarga diabetsi, praktisi kesehatan, edukator diabetes, dan tentunya @sobatdiabet 🙂
8 Dukungan Terpenting Untuk Diabetesi
Mereka yang menderita diabetes pasti mengerti betapa sulitnya melewati masa-masa penuh perjuangan. Kadar gula darah yang tidak stabil pun dapat mempengaruhi mood mereka. Tak jarang penderita diabetes merasa stress, depresi, dan tak urung merasa uring-uringan.
Banyak studi menunjukkan kalau dukungan dari orang terdekat, terutama keluarga, sangat berperan penting untuk menjaga mood dan kesehatan penderita diabetes. Ingin tahu dukungan apa saja yang Anda dapat berikan?
- Bantu kontrol kadar gula darah mereka
Mengingatkan untuk kontrol kadar gula darah sesudah bangun, sebelum tidur, dan setelah makan. Dengan mengontrol kadar gula darah, kita bisa mengetahui tindakan apa yang perlu dilakukan untuk jaga agar kadar gula darah tetap berada pada batas normal. - Kenali gejala masalah yang dapat ditemui penderita diabetes.
Ketika keluarga kita yang menderita diabetes sedang kesal, kadar gula darahnya bisa jadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Daripada ikut marah, ajak keluarga kita untuk mengecek kadar gula darahnya dan menyelesaikan masalahnya.
Tanda-tanda terkena hiperglikemia (kadar gula darah sangat tinggi)
- Sering buang air kecil
- Sering merasa haus
- Penglihatan menjadi buram
- Merasa sangat lelah
Tanda-tanda terkena hipoglikemia (kadar gula darah terlalu rendah)
- Merasa sangat lelah
- Sering menguap
- Tidak dapat berbicara atau berpikir dengan jernih
- Kehilangan koordinasi otot
- Berkeringat
- Kesemutan atau mengalami kedutan
- Sangat pucat
- Kehilangan kesadaran
- Makan dengan menu yang sama
Dengan makan makanan yang sama, diabetesi tidak akan merasa ‘berbeda’ , sehingga dia pun akan tetap semangat! Another tips: sesekali Anda bisa mengajaknya makan di restoran, pastinya tetap memesan menu yang sehat dan sesuai dengan pola makan untuk diabetesi. Menu makanan di Resto Mediteranian atau makanan kaya serat seperti Caesar Salad dgn dressing vinegar boleh dicoba. Pola Makan Diabetes - Memasak bersama
Kegiatan ini bisa Anda lakukan di akhir pekan! Mungkin bisa sambil piknik atauoutdoor party keluarga di halaman rumah yang ceria dan hangat. Kegiatan ini bisa jadi aktifitas yang menyenangkan dan menghilangkan stress. Buatkan masakan favoritnya (tentu yang aman untuk diabetesi, tapi harus tetap nikmat!). Pssst, ini kami punya banyak resep rahasia untuk Anda. Resep & Panduan Makan - Ajak dia olahraga bersama
Olahraga tidak hanya menurunkan kadar lemak & perbaiki sensitivitas insulin, tapi juga bisa memperbaiki mood. Selain itu, selama berolahraga juga Anda dapat melakukan chit-chat dengannya, sehingga akan membangun quality time. Coba ini: jogging, bersepeda bersama, berenang, yoga. Strategi Olahraga - Berikan Apresiasi!
Semua orang suka pujian. Tidak ada salahnya memuji dan memberikan apresiasi apabila anggota keluarga yang menderita diabetes berhasil mempertahankan gula darahnya agar terus normal selama 1 minggu. Hal ini bisa memotivasinya untuk terus mempertahankan agar kadar gula darahnya selalu normal. Tips: berikan surprise berupa kartu atau bahkan semacam sertifikat penghargaan dengan isi yang akan memotivasinya! - Support Group
Semua manusia, termasuk penderita diabetes, adalah makhluk sosial. Mengajaknya bergabung ke komunitas atau support group untuk penderita diabetes bisa membantunya mencari teman baru & mendapatkan dukungan serta informasi untuk berjuang melawan diabetes. FB Community Tropicana Slim Untuk Diabetes - Make him/her a hero
Ajak dia untuk sharing pengalamannya melawan diabetes. Ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan membuat dia merasa berharga.