Sweet Heroes for Sweet Killer      

Let’s face Diabetes together!

ole : Ruth Regine Heryjanto

Comot ini, sruput itu, semuanya enak. Belakangan pandangan mataku suka kabur. Satu hari, dua hari, seminggu, kenapa luka di kaki lama sembuhnya? Apa? Gula darah sewaktu 240 mg/dL? Aku terkena diabetes?

Jumlah kasus Diabetes mellitus (DM) terus meningkat seiring dengan pola hidup tidak sehat. Mirisnya, banyak penderita yang belum sadar jika dirinya menderita diabetes hingga muncul komplikasi. Di Indonesia, DM merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit jantung dan kanker.  Selama pandemi, komorbid DM juga tengah gencar diberitakan berpotensi mengalami komplikasi yang lebih buruk saat terinfeksi Covid-19.

DM merupakan penyakit dengan tatalaksana multisidiplin, baik medis maupun non medis. Tentu tidak mudah jika hanya dilakukan sendiri oleh diabatesi. Peran perawat sangat penting dalam mendukung tatalaksana DM dan mencegah berbagai komplikasi. Tidak hanya perawat profesional namun juga keluarga dan orang-orang terdekat. Lalu apa sih yang dapat diakukan perawat? Perawat dapat menjalankan prinsip “OKEI” (Observer, Kawan yang baik, Edukator dan Inovator).

Observer

Pantau terapi pasien. Ingatkan pasien untuk mengonsumsi obat, dampingi untuk periksa gula darah, tekanan darah, dan mata. Pemeriksaan penting untuk monitoring dan kontrol gula darah. Secara teori, Kadar gula yang tinggi dapat memicu pembentukan plak di dinding bagian dalam pembuluh darah sehingga aliran darah ke mata, ginjal, kaki, dan tangan akan terganggu

Kawan yang baik

DM yang tak dapat disembuhkan, pengobatan jangka panjang, dan komplikasi yang didapat, akan menjadi keseharian yang tidak menyenangkan. Beri semangat dan empati, jadilah pendengar keluh kesahnya yang baik. Tunjukkan pada pasien bahwa Anda dapat diandalkan.

Edukator

Edukasi penting agar pasien punya kesadaran sendiri sehingga pengobatan dan pencegahan menjadi lebih efektif. Jelaskan apa itu DM; edukasi diet  seperti mengurangi konsumsi gula, garam, karbohidrat, lemak, dan minyak. Tak lupa untuk ingatkan terus melakukan aktivitas fisik 20-30 menit per hari, beri tahu tentang manfaat olahraga: mengontrol berat badan, menurunkan kadar lemak jahat, dan membuat rasa senang. Ceritakan betapa pentingnya mencegah komplikasi DM. Gunakan bahasa yang dimengerti pasien agar dapat diterima dengan baik dan pasien menjadi lebih patuh.

Inovator

DM itu membosankan, apalagi di tengah pandemi ini. Kita perlu inovasi yang kreatif agar diabetesi menjadi lebih bersemangat dan termotivasi. Ajaklah berolahraga bersama seperti jalan keliling kompleks, bersepeda, senam dengan lagu, bebersih rumah, atau olahraga lain yang disukai. Buat menu camilan sehat dan menarik yang dapat dipandu dari video tutorial atau buku masak sehat. Motivasi pasien untuk melakukan aktivitas yang ia sukai agar ia memiliki kepercayaan diri dan mengurangi depresi.

DM akan terus melekat dengan diabatesi hingga akhir hayatnya. Kontrol gula darah dengan pola hidup sehat merupakan kunci utama. Dalam perjalanannya tentu tidak mudah, namun support dari perawat sangat berarti bagi diabatesi. Siapapun bisa menjadi perawat yang baik. You are sweet heros for sweet killer!. Mari kita jalani hidup yang lebih manis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top