Manfaat Olahraga Badminton untuk Tingkatkan Imunitas Diabetesi

Dayita S. Destanta

Diabetesi adalah kelompok yang rentan terhadap infeksi. Penyebabnya adalah kadar gula yang tinggi mengganggu aliran darah yang membawa nutrisi ke jaringan hingga sel tubuh, tidak terkecuali sel-sel imun. Oleh karena itu, diabetesi umumnya memiliki daya tahan tubuh yang lebih rendah, tak terkecuali di era pandemi Covid-19.

Namun, ada berbagai cara mudah agar daya tahan tubuh diabetesi tetap prima. Salah satunya menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga, misalnya badminton.

Dengan bermodalkan kok dan raket badminton, olahraga ini dapat menjadi aktivitas fisik dan sosial yang menyenangkan untuk mengisi waktu luang. Tidak mengherankan jika olahraga ini menjadi salah satu cabang olahraga favorit masyarakat Indonesia. Di masa pandemi Covid-19 ini, badminton dapat menjadi alternatif olahraga pilihan. Meskipun dilakukan berpasangan, antar pemain memiliki jarak aman yang dipisahkan dengan net, membuat olahraga ini cocok dilakukan di masa-masa social distancing.

Badminton adalah jenis olahraga aerobik yang memiliki segudang manfaat bagi kesehatan jasmani, diantaranya:

  1. Melancarkan dan meningkatkan aliran darah

Kontraksi otot-otot tubuh saat berolahraga menyebabkan aliran darah meningkat. Peningkatan aliran ini melancarkan peredaran sel-sel imun serta meningkatkan pelepasan sitokin/protein anti-inflamasi ke peredaran darah. Perlawanan terhadap kuman di organ-organ pun menjadi lebih efektif, sehingga risiko infeksi bisa dihindari.

  1. Meningkatkan antioksidan

Berolahraga meningkatkan antioksidan di otot, jantung, dan organ tubuh lainnya. Antioksidan turut berperan dalam menjaga kebugaran tubuh, sebagai senyawa kimia yang berperan untuk melawan radikal bebas yang dapat merusak sel akibat proses inflamasi.

  1. Mengoptimalkan uptake gula darah ke jaringan

Berolahraga secara spesifik membantu diabetesi mencapai target kontrol glikemik dengan mengstimulasi kerja hormon insulin dan meningkatkan transport glukosa (gula darah) untuk disimpan menjadi glikogen di jaringan otot dan hepar/hati.

  1. Mengurangi risiko komplikasi metabolik

Berolahraga merangsang aktivitas protein sitokin seperti IL-6, IL-5, dan irisin. Aktivitas protein ini membantu memecah lemak tubuh (LDL, kolesterol, trigliserida) berlebih, sehingga mengurangi risiko obesitas serta komplikasi kardiovaskular dan metabolic lainnya.

Tips olahraga badminton yang aman bagi diabetesi

Badminton tergolong sebagai olahraga yang direkomendasikan bagi penderita diabetes untuk menjaga kebugaran tubuh, salah satunya dengan menjaga imunitas. Walau begitu, ada beberapa hal yang perlu diabetesi perhatikan saat melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga, diantaranya :

  • Lakukan olahraga dengan intensitas ringan-sedang;
  • Berolahraga setidaknya 150 menit/minggu atau 30 menit/hari;
  • Pantau gula darah secara rutin.. Kurangi aktivitas fisik berlebih bila gula darah< 90 mg/dL dan > 250 mg/dL
  • Tetap menjaga pola makan dan rutin minum obat;
  • Siapkan cemilan ringan dan air minum untuk menghindari hipoglikemi dan dehidrasi;
  • Gunakan pelindung kaki yang nyaman dan tidak terlalu ketat;
  • Segera istirahat jika merasakan nyeri mendadak, pusing, lemas/lesu;
  • Konsultasikan dengan dokter bila mengalami keluhan penyerta;
  • Usahakan berolahraga di ruang terbuka dengan tetap patuhi protokol kesehatan

Meningkatkan imunitas tubuh untuk diabetesi dapat dimulai dengan memperbaiki gaya hidup dari rumah. Pandemi covid-19 tidak menjadi alasan bagi diabetesi untuk malas melakukan aktivitas fisik. Olahraga seperti badminton dapat menjadi pilihan aktivitas fisik yang sesuai untuk menjaga kebugaran tubuh diabetesi di masa pandemi, tentunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan untuk melindungi diri kita dan orang-orang di lingkungan sekitar.

Referensi

da Silveira, M. P., da Silva Fagundes, K. K., Bizuti, M. R., Starck, É., Rossi, R. C., & de Resende E Silva, D. T. (2021). Physical exercise as a tool to help the immune system against COVID-19: an integrative review of the current literature. Clinical and experimental medicine, 21(1), 15–28. https://doi.org/10.1007/s10238-020-00650-3

Crespilho, D. M., de Almeida Leme, J. A., de Mello, M. A., & Luciano, E. (2010). Effects of physical training on the immune system in diabetic rats. International journal of diabetes in developing countries, 30(1), 33–37. https://doi.org/10.4103/0973-3930.60010

Berbudi, A., Rahmadika, N., Tjahjadi, A. I., & Ruslami, R. (2020). Type 2 Diabetes and its Impact on the Immune System. Current diabetes reviews, 16(5), 442–449. https://doi.org/10.2174/1573399815666191024085838

Colberg, S. R., Sigal, R. J., Yardley, J. E., Riddell, M. C., Dunstan, D. W., Dempsey, P. C., Horton, E. S., Castorino, K., & Tate, D. F. (2016). Physical Activity/Exercise and Diabetes: A Position Statement of the American Diabetes Association. Diabetes Care, 39(11), 2065-2079. https://doi.org/10.2337/dc16-1728

de Sousa, C. V., Sales, M. M., Rosa, T. S., Lewis, J. E., de Andrade, R. V., & Simões, H. G. (2017). The Antioxidant Effect of Exercise: A Systematic Review and Meta-Analysis. Sports medicine (Auckland, N.Z.), 47(2), 277–293. https://doi.org/10.1007/s40279-016-0566-1

Scheffer, D., & Latini, A. (2020). Exercise-induced immune system response: Anti-inflammatory status on peripheral and central organs. Biochimica et biophysica acta. Molecular basis of disease, 1866(10), 165823. https://doi.org/10.1016/j.bbadis.2020.165823

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top